Jurus Budidaya Ikan Patin

A. Mengenal Ikan Patin

Secara anatomi, ikan patin mempunyai bentuk tubuh memanjang, agak pipih dan tidak bersisik. Panjang tubuhnya dapat mencapai 120 cm, yang merupakan suatu ukuran yang cukup besar. Warna tubuh patin pada bagian punggung keabu abuan atau kebiru biruan dan bagian perut putih keperak perakan. Kepala patin relative kecil dengan mulut terletak di ujung agak ke bawah. Hal ini merupakan ciri pada golongan ikan catfish. Pada sudut mulutnya terdapat 2 paang sungut (kumis) pendek yang berfungsi sebagai peraba. Sirip punggung mempunyai 2 jari jari keras yang berubah menjadi patil yang besar dan bergerigi di belakangnya sedangkan jari jari lunak pada sirip ini 6 sampai 7 buah. Pada permukaan punggung terdapat sirip lemak yang ukurannya sangat kecil. Sirip dubur agak panjang dan mempunyai 30 sampai 33 jari jari lunak. Sirip perut terdapat 6 jari jari lunak sedangkan sirip dada terdapat 1 jari jari keras yang berubah menjadi patil dan 12 sampai 13 jari lunak. Sirip ekor bercagak dan pembentuknya simetris.
 
B. Jenis Jenis Ikan Patin
Di Indonesia terdapat beberapa jenis ikan patin. Jenis yang banyak di tangkap dan berukuran besar serta sudah banyak di teliti adalah Pangasius pangasius. Kerabat patin diantaranya adalah ikan juaro (Pangasiua polyuranodo), ikan rios, riu, lancang (P. macronema), ikan pedado (P. nasutus) dan ikan lawang (P. nieuwrnhuisii).
C. Syarat Lokasi Budidaya Ikan Patin
  • Sumber Air
Sumber air dapat berasal dari saluran irigasi teknis, sungai atau air tanah yang berasal dari sumur biasa atau pompa.
  • Kualitas Air
Kuakitas air yang kurang baik dapat menyebabkan ikan mudah terserang penyakit.
  • Kuantitas Air
Debit air yang dibutuhkan untuk pemeliharaan ikan patin berbeda beda untuk budidaya pembenihan, pendederan dan pembesaran.
  • Tanah
Tanah yang cocok untuk budidaya ikan patin adalah tanah liat atau lempung berpasir dan tidak poreus.
 
D. Penebaran Benih
Apabila anda menggunakan fence untuk budidaya maka penebaran benih dilakukan di dalam fence dengan menggunakan jaring hapa yang berukuran halus. Keuntungan yang diperoleh jika penebaran benih dilakukan dalam jaring antara lain dapat menghindari serangan hama sehingga mortalitasnya rendah; mudah mengontrol; dan memberi pakan; dan mudah memanen hasilnya. Ukuran mata jaring harus disesuaikan dengan ukuran benih patin yang ditebarkan untuk meghindari lolosnya benih patin dari dalam jaring. Ukuran mata jaring yang umum digunakan adalah 3 x 3,5 x 0,75 cm.
Agar ikan patin yang ditebar di karamba jaring apung tidak mengalami stres, penebaran benih patin sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah. Adapun untuk budidaya dalam kolam, penebaran dilakukan pada pagi hari, saat suhu air masih rendah. Tujuannya agar benih yang ditebar tidah stres akibat suhu tinggi.
 
E. Pemberian Pakan
Faktor yang cukup menentukan dalam budidaya ikan patin adalah faktor pemberian makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberian makanan. Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5 sampai 10 ekor ikan, contoh yang di ambil dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong mas, bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain lain. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari.
Apabila ada yang kurang paham bisa ditanyakan dikomentar
Sekian dari saya, Terima kasih.

4 Comments;

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *