Kayu Jati (Investasi Emas Hijau)

 
A. Apakah Kayu Jati Itu ?
Kayu jati adalah pohon yang kayunya bermutu tinggi, pohonya besar serta lurus. Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami menjadi sulit sehingga tidak cukup untuk memenuhi permintaan atas kayu jati. Jati biasanya di produksi secara konvesional dengan menggunakan biji. Akan tetapi produksi bibit dengan julah besar dalam waktu tertentu menjadi batas karena adanya lapisan luar biji yang keras.
B. Tempat Penanaman Jati
Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1500 sampai 2000mm /tahun dan suhu 27 sampai 36’C daik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4,5 sampai 7 dan tidak dibanjiri dengan air. Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 sampai 60 cm saat dewasa.
 
C. Pembenihan
Pertumbuhan dan penampilan fisik suatu pohon di pengaruhi oleh faktor keturunan dari induknya (faktor genetik) dan pengaruh lingkungan. Tegaknya jati yang sehat, tumbuh cepat, dan menghasilkan kayu yang berkualitas dapat diperoleh dari benih yang induknya berkualitas (benih unggul). Benih yang unggul akan menunjukkan pertumbuhan yang meksimal jika ditanam pada lahn yang sesuai bagi pertumbuhannya. Sebaliknya benih unggul dapat menghasilkan pertumbuhan yang kurang baik.
 
E. Lahan
Kegiatan persiapan lahan antara lain meliputi: pemilihan lokasi, pembersihan lahan dari semak dan akar akar gulma, pembonkaran tunggak, pembalikan tanah, penghancuran bongkahan tanah, dan penyingkiran batu.
Persiapan lahan diperlukan agar lahan menjadi tempat tumbuh yang baik untuk jati. Pembersihan lahan dan pengolahan tanah antara lain berfungsi untuk mengurangi tumbuhan pengganggu (gulma), memperbaiki kualitas tanah. Pembersihan lahan juga ditunjukan untuk mengurangi naungan, karena jati termasuk tumbuhan yang tidak tahan naungan.
Secara alami pohon jati dapat tumbuh pada lahan lahan yang berada di tepi pantai hingga daerah tinggi (1000m dpl), beriklim kering maupun basah (curah hujan 1250 sampai 3000 mm /th), dan pada tanah berjenis regusol grumo sol. Namun, untuk mendapatkan tegakan jati yang menghasilkan kayu berkualitas tinggi.
F. Penanaman
Persiapan penanaman meliputi pengaturan jarak tanam, pembuatan dan pemasangan acir, dan pembuatan lubang tanam.
Pada pola monokultur jarak tanam yang sering digunakan 2,5 x 2,5 m; 3 x 1 m; 2 x 3 m; dan 3 x 3 m. Jarak tanam yang rapat akan menghasilkan batang yang lebih lurus dan pertumbuhan meninggi yang lebih cepat, sedangkan jarak tanam yang lebih lebar akan menghasilkan diameter batang yang lebih besar.
Kombinasi yang bauk adalah ditanam rapat pada awal penanaman agar pohon tumbuh tinggi lurus, kemudian dilakukan penjarangan agar batang tumbuh membesar.
Pada sistem tumpangsari, Jati dapat ditanam rapat dalam bentuk larikan. Antar larikan dibuat jarak yang lebih lebar untuk ditanami tanaman semusim, misalnya singkong, jagung, kedelai, kacang tanah, atau nilam.
Jarak tanam yang teratur akan memudahkan pemeliharaan dan pengawasan serta memberikan kesan rapi dan bersih. Selain itu, dapat memberi ruang yang cukup kepada pohon agar dapat memaksimalkan pertumbuhan tajuk, batang dan akar.
 
G. Pemeliharaan
  • Pembersihan gulma
  • Pemupukan
  • Penyulaman
  • Pemangkasan
  • Penjarangan
  • Pemeliharaan terubusan
  • Pengendalian hama
  • Pengendalian penyakit
H. Pemanenan
Agar dapat memberikan penghasilan yang maksimal sebaiknya pohon jati ditebang jika telah cukup dewasa untuk menghasilkan kayu berkualitas baik, minimal pohon berukuran sekitar 15 sampai 20 tahhun atau ketika harga kayu sedang tinggi.
Apabila ada yang ditanyakan, bisa langsung tulis di komentar
Sekian dari saya, Terima Kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *